Nama Inisiator
Debra Helen Yatim
Bidang Seni
sastra
Pengalaman
sekitar 38 tahun
Contoh Karya
Sehimpun Puisi Aku, Perempuan.docxSitus Web
Tidak ada
Media Sosial
Tidak ada
Kategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
Proyek berupa penerbitan Naskah Lakon dan Pementasan Drama sembilan babak yang mengetengahkan Monolog perempuan. Himpunan Monolog mengupas isu poligami dari penelusuran interior dan sudutpandang Sembilan Istri dari Sang Laki-laki. Naskah drama ditulis dwibahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Peluncuran Naskah Lakon dan Pentas Perdana dilangsungkan bersamaan pada 21-23 Desember 2018 di Jakarta, untuk merayakan Hari Perempuan Indonesia dan 90 Tahun Kongres Perempuan 22 Desember 2018. Kesembilan Monolog diperankan sembilan aktris yang berbeda, berdasarkan arahan dari tiga sutradara perempuan (yang menangani tiga Monolog masing-masing) dengan memperhatikan prinsip Lintas Angkatan. Masing-masing Monolog cuma mengandalkan Kata dan Seni Peran, bukan dekor panggung. Tiap Monolog dipentaskan dengan ilustrasi musik 'live' oleh musisi perempuan dengan memegang prinsip Kolaborasi, dengan tujuan mengekspresikan beberapa bentuk musik Nusantara, Sebelumnya, seri Monolog dalam Bahasa Inggris akan disajikan dalam bentuk Pembacaan Dramatik pada Ubud Writers & Readers Festival 2018 di Ubud, Bali, pada 25 Oktober, 2018. Keluaran yang ingin dicapai Proyek ada dua bentuk: Naskah Sastra Tercetak dan Pementasan Teater, dengan tujuan menambah kepustakaan karya drama perempuan Indonesia.
Latar Belakang Proyek
Dalam sejarah modern Indonesia, masalah poligami muncul atau tenggelam seiring dengan polemik yang lahir (atau tidak lahir) akibat praktik beberapa laki-laki dalam posisi berkuasa. Praktisi poligami paling spektakuler dalam sejarah Indonesia adalah Ir. Soekarno, yang masih mengambil istri sangat muda bahkan ketika sudah berusia, sakit-sakitan dan tidak berkuasa lagi. Menarik untuk disimak, sebagian besar pembahasan mengenai poligaminya (kebanyakan oleh penulis pria) nyaris selalu disajikan dengan nada setengah kagum, mendeskripsikan kejantanannya dan identitas serta egonya yang (seolah) melampaui manusia rata-rata. Drama Monolog sembilan babak berjudul "Istri" ingin memberikan suara kepada Sang Perempuan yang ada di tengah praktik poligami, melakukan penelusuran batinnya, dan melihat pengalamannya menggunakan lensa feminisme. Himpunan Sembilan Monolog bersifat imajiner. Jumlah sembilan diinspirasi oleh jumlah istri Soekarno. Nama-nama para Istri dalam Sembilan Monolog akan meminjam nama-nama para istri Soekarno.
Masalah yang Diangkat
Perempuan Indonesia telah menentang poligami selama satu abad, mulai dari surat-surat Kartini, pernyataan para peserta Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada 1928, dan seterusnya dalam sejarah Indonesia, sampai kulminasinya dalam UU Perkawinan 1984. Menarik diamati bahwa masyarakat Indonesia, yang 87 persen menganut agama Islam, dalam urusan poligami seolah berjalan di atas dua rel, satu rel hanya ditapaki oleh laki-laki dan satunya hanya oleh perempuan. Mereka berjalan terus samping-menyamping tanpa pernah akan bertemu dalam kesepakatan tentang poligami. Kehidupan dan perilaku sosok Soekarno adalah contoh wujud dominasi laki-laki dan kekuasaan dalam soal poligami. Naskah Lakon dan Pentas Monolog Sembilan Babak yang saya ajukan ingin mengungkit isu poligami demi memicu perdebatan sengit kembali mengenai satu pokok ini, yang selama menahun seolah mengabaikan pendapat separuh dari masyarakat kita, yakni mereka yang bergender perempuan.
Indikator Sukses
- Pertunjukan full-house selama rentang tiga hari Pentas Perdana Drama Sembilan Monolog (pada 21-23 Desember 2018 di Jakarta) - Muncul perdebatan dan diskusi mengenai poligami dalam ranah media sosial - Media meliput dengan antusias, diukur dari banyaknya liputan - TVRI menayangkan Pentas Sembilan Monolog secara lengkap (estimasi pemirsa TVRI: 45 juta orang) - Naskah Lakon "Istri" diunduh (dalam bentuk PDF file) oleh peminat teater, kelompok diskusi agama, kelompok-kelompok diskusi lainnya - Naskah Lakon tercetak (yang memang bilingual) dibeli peminat dalam acara Ubud Writer & Readers Festival 2018 (antara 24-28 Oktober, 2018)
Lokasi
Jakarta dan Ubud, Bali
Dana yang Dibutuhkan
Rp.681 Juta
Durasi Proyek
9 bulan