Nama Inisiator
Santi Dwisaputri, SKom
Bidang Seni
seni_pertunjukan
Pengalaman
5 tahun
Contoh Karya
Vinayaka Opening Low Res.jpgSitus Web
Media Sosial
Kategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
Merupakan pentas kolaborasi yang mengedepankan seni pertunjukan tradisi Jawa (dalam format Wayang Orang) dan India klasik (dalam format Bharatanatyam). Kolaborasi dalam gerak dan musik yang mengiringi pementasan. Kolaborasi ini merupakan kolaborasi klasik dimana bentuk Wayang Orang dihadirkan sebenarnya (dalam kostum, dialog, tembang, karakter, dll) dan Bharatanatyam dihadirkan dengan gerak klasik (bukan bersifat Bollywood atau kontemporer)
Latar Belakang Proyek
Berawal dari pengiriman saya sebagai duta Indonesia untuk menampilkan Ramayana di Bangkok. Saya bertemu dg Mrs Santha Bhaskar yang mengembangkan kesenian tradisi India di tengah masyarakat Singapore yang lebih identik dengan kesenian modern seperti hip hop atau contemporary dance lainnya. Beliau merupakan peraih Medali Budaya dari Pemerintah Singapore (tahun 1990). Melalui obrolan, saya tergugah untuk membuat karya bersama dimana kami berdua sama-sama menyadari bahwa kesenian tradisi di era modern masih sangat minim pecintanya. Dikarenakan pengaruh budaya modern yang melekat pada generasi saat ini. Saya mengedepankan kesenian Wayang Orang dan beliau dengan Bharatanatyam. Yang menjadi catatan disini adalah karya yang kami angkat sengaja tidak menggabungkan kesenian modern di dalam pertunjukan. Mengapa kita tidak mengganti perpaduan kolaborasi nya dengan Jawa Bali /Jawa Sumatera /lainnya? Hal ini sengaja untuk membuka mata masyarakat bahwa budaya Indonesia mampu disejajarkan dengan budaya diluar sana. Saat nya Indonesia juga mulai melihat kreativitas kesenian tradisi yang mampu dikembangkan di era sekarang tanpa mengobrak-abrik pakem tradisi yang sudah ada. Harapan kami pementasan ini juga dapat memberikan pemahaman baik bagi masyarakat luas bahwa seni tradisi Indonesia itu keren. Dan kita sebagai pelaku seni tradisi juga tetap bisa terlihat modern.
Masalah yang Diangkat
Pementasan ini mengangkat kesenian klasik Wayang Orang (WO) agar dapat merubah pandangan masyarakat yang mengganggap kesenian klasik itu kuno, tidak punya “greget” dan tidak mampu menghadirkan tontonan menarik seperti tontonan modern lainnya. Kenyataannya kisah-kisah yang terdapat pada kesenian klasik memiliki filosofi yang kuat dan kisahnya tidak kalah menarik dari kisah film. Hanya saja anggapan masyarakat, WO itu kuno karena kemungkinan beberapa faktor antara lain faktor bahasa, faktor penggarapan, faktor etnis, faktor pembatasan ruang kreatif pelaku seni dalam mengembangkan WO, dsb. Pada kenyataannya, jumlah pemerhati, pecinta atau pelaku WO di jaman kekinian ini sangat sedikit terutama generasi muda. Kebanyakan WO dinikmati oleh generasi-generasi lama yang nostalgia pada jamannya atau keturunan dari para pelaku WO atau pelaku seni sebelumnya (seperti contoh saya yang berdarah Tionghoa & merupakan keturunan pelaku Wayang Orang Pembauran era Soekarno). Pementasan ini diharapkan akan merubah mind set masyarakat bahwa Wayang Orang itu kuno atau tidak bisa dinikmati tapi juga mengajak generasi muda untuk mulai mencintai seni tradisi yang kita kemas dengan kolaborasi yang menarik.
Indikator Sukses
Pertunjukan yang full house dengan penonton dari berbagai kalangan dan review positif yang kami dapatkan dari evaluasi pagelaran berbagai kalangan. Berbagai institusi akan kami undang dan indikator sukses lainnya bagi kami adalah bermunculannya generasi muda yang menonton dan memberikan feedback positif pada pementasan. Hal ini agar WO tidak hanya mempunyai penonton generasi "tua" tapi mulai bermunculan apresiasi dari generasi muda
Lokasi
DKI Jakarta
Dana yang Dibutuhkan
Rp.426 Juta
Durasi Proyek
8 bulan